Doran Dev – Saat ini kata Assessment bukanlah sesuatu yang asing, terutama bagi mereka yang bergelut di kegiatan belajar mengajar, industri, teknologi, hingga pekerja kantoran. Meskipun begitu, masih ada saja orang yang asing dengan kata ini dan belum memahami fungsi serta tujuannya. Karena itulah, berikut ini pembahasan lengkap mengenai apa itu assessment yang wajib Anda ketahui.
Apa Itu Assessment?
Assessment merupakan rangkaian tes yang dilakukan oleh perusahaan untuk menilai kesesuaian karyawan dengan suatu pekerjaan. Ini mencakup berbagai metode, seperti tes tertulis atau lisan, serta aktivitas fisik, yang membantu perusahaan memahami kinerja karyawan dan memastikan kesesuaian dengan tujuan perusahaan. Di dunia pendidikan, assessment juga digunakan untuk mendapatkan informasi tentang hasil belajar dan pencapaian kompetensi peserta didik, memberikan umpan balik kepada pengajar dan peserta didik.
Selain di dunia kerja dan pendidikan, assessment hadir dalam berbagai bidang seperti teknologi, perpajakan, psikologi, dan keuangan. Contoh assessment meliputi technical assessment, yang mengevaluasi temuan baru di bidang teknologi, dan personal assessment, yang fokus pada penilaian kualitas diri individu, termasuk karakter, pengetahuan, keterampilan, dan aspek lainnya. Personal assessment sering digunakan dalam bidang psikologi dan sebagai syarat penerimaan karyawan baru di berbagai instansi atau perusahaan.
Tujuan Assessment
Assessment dilakukan untuk meningkatkan mutu atau nilai dalam berbagai situasi atau pada individu. Proses ini memungkinkan evaluasi terhadap kekurangan atau kelemahan yang mungkin ada. Dengan adanya assessment, kita dapat mengidentifikasi indikator kompetensi yang telah dicapai atau diwujudkan. Tujuannya dalam dunia kerja antara lain memberikan apresiasi dan motivasi kepada karyawan, membuka peluang kenaikan posisi, menyesuaikan program pelatihan, mempermudah pengembangan usaha, dan meningkatkan loyalitas karyawan.
Penting diingat bahwa assessment tidak hanya berlaku di mata pelajaran Bimbingan dan Konseling, tetapi juga pada semua mata pelajaran di sekolah. Tujuan umum assessment, menurut Arikunto (2013), adalah menentukan sejauh mana ketercapaian indikator kompetensi yang direncanakan sebelumnya dalam suatu mata pelajaran. Tujuan lainnya melibatkan penilaian kemampuan individu, penentuan kebutuhan pembelajaran, dukungan kepada siswa dan guru, penentuan strategi pembelajaran, akuntabilitas lembaga, dan peningkatan kualitas pendidikan.
Sementara itu, menurut Chittenden (1994), assessment memiliki empat tujuan utama. Pertama, “keeping track” berfokus pada melacak progres belajar peserta didik sesuai dengan rencana pembelajaran. Ini melibatkan pengumpulan data dan informasi secara berkala untuk memahami kemajuan belajar mereka. Kedua, “checking up” digunakan untuk mengecek pencapaian kemampuan peserta didik dan mengidentifikasi kekurangan dalam pembelajaran. Hal ini membantu pengajar memahami materi yang telah dikuasai dan yang masih perlu diperbaiki.
Ketiga, “finding out” melibatkan upaya mencari, menemukan, dan mendeteksi kekurangan peserta didik dalam pembelajaran. Ini memungkinkan pengajar untuk responsif dalam mencari solusi alternatif. Keempat, “summing up” adalah cara untuk menyimpulkan tingkat penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah ditetapkan. Hasilnya dapat digunakan untuk menyusun laporan kemajuan belajar yang dapat dibagikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Dengan empat tujuan ini, assessment menjadi alat yang efektif dalam mengelola dan meningkatkan proses pembelajaran.
Baca juga: Begini Cara Membuat Jurnal Penyesuaian untuk Bisnis Anda
Fungsi Assessment
Hasil dari proses assessment tidak hanya bermanfaat untuk pengembangan karyawan, tetapi juga dapat digunakan sebagai dasar untuk program pembelajaran yang objektif dan efektif. Berikut adalah beberapa fungsi utama dari assessment:
1. Fungsi Formatif: Meningkatkan Kualitas dengan Feedback
Fungsi formatif assessment terfokus pada pemberian feedback kepada karyawan. Dengan menerima feedback secara teratur, karyawan dapat meningkatkan standar dan kinerja mereka dalam proses pembelajaran. Ini membantu menciptakan lingkungan di mana pengembangan terus-menerus didorong.
2. Fungsi Sumatif: Penilaian untuk Kualifikasi dan Promosi
Fungsi sumatif assessment berperan sebagai bahan penilaian terhadap subjek atau karyawan untuk memastikan bahwa mereka memenuhi kualifikasi suatu jabatan atau syarat untuk promosi. Hasil dari fungsi ini memberikan gambaran menyeluruh tentang pencapaian dan kompetensi karyawan.
3. Fungsi Diagnosis: Mengidentifikasi Kelebihan dan Kelemahan
Assessment memiliki fungsi diagnosis untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan karyawan. Dengan mengetahui berbagai aspek kelemahan, perusahaan bersama karyawan dapat bekerja sama untuk mengatasi dan memperbaiki kinerja di area yang membutuhkan perhatian.
4. Fungsi Penempatan: Menentukan Peran yang Tepat
Setiap karyawan memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Assessment membantu menentukan penempatan kerja yang paling sesuai dengan kemampuan dan potensi karyawan. Ini membantu menciptakan tim yang seimbang dan produktif.
5. Fungsi Penilaian Keberhasilan: Menilai Kinerja dan Sukses Perusahaan
Assessment juga berperan dalam menilai keberhasilan perusahaan. Dengan memantau kinerja karyawan yang ditempatkan pada tugas tertentu, perusahaan dapat mengevaluasi sejauh mana target telah tercapai dan mengukur produktivitas secara keseluruhan.
Dengan mengoptimalkan fungsi-fungsi assessment ini, perusahaan dapat mencapai pengembangan karyawan yang efektif dan kesuksesan jangka panjang. Melalui pendekatan yang holistik terhadap assessment, perusahaan dapat memastikan bahwa sumber daya manusia mereka berkembang secara optimal, memberikan kontribusi maksimal, dan meraih prestasi yang lebih tinggi.
Baca juga: Mengenal Employee Benefits dan Contohnya
Jenis-Jenis Assessment
Penerapan assessment di perusahaan dilakukan untuk menilai kualitas sumber daya manusia (SDM) atau karyawan, termasuk baik karyawan baru yang akan bergabung maupun karyawan lama yang berpotensi untuk mendapatkan promosi jabatan. Jenis-jenis assessment digunakan sebagai evaluasi terhadap kemampuan dan kualitas karyawan perusahaan.
Jenis-Jenis Assessment untuk Penerimaan Karyawan Baru:
- Write Assessment: Soal tertulis untuk menguji pengetahuan.
- Performance Assessment: Menilai kinerja dalam situasi tertentu.
- Skill Assessment: Mengukur kemampuan karyawan.
- Diagnostic Assessment: Identifikasi kelebihan dan kelemahan.
- Cognitive Assessment: Menguji kecerdasan calon karyawan.
- Physical Assessment: Menilai kemampuan fisik.
Jenis-Jenis Assessment untuk Kenaikan Jabatan:
- Psikometri: Menilai kesesuaian dengan jabatan baru.
- Presentasi: Evaluasi kemampuan menjelaskan produk atau layanan.
- Role Playing: Simulasi pekerjaan baru.
- Analisis Kasus: Menilai kompetensi analisis dalam menanggapi kasus.
Baca juga: Apa itu Sabbatical Leave? Ini Penjelasan dan Manfaatnya!
Penutup
Itulah penjelasan singkat mengenai apa itu assessment yang wajib Anda ketahui. Bagi Anda para HR, kini mengatur absen karyawan jadi lebih mudah tanpa harus melakukannya dengan manual menggunakan JeClock dari DoranDev yang dijamin mampu memudahkan Anda mengatur absen hingga gaji. Jika tertarik, Anda dapat berkonsultasi terlebih dahulu mengenai aplikasi untuk absen karyawan, dengan menghubungi kami di sini