DoranDev – Jurnal penyesuaian merupakan bagian penting dari proses akuntansi yang bertujuan memberikan gambaran akurat terhadap kinerja keuangan perusahaan dan bisnis. Proses ini membantu memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan transaksi berjalan dengan baik. Khususnya selama periode akuntansi tertentu dan mematuhi prinsip akuntansi yang berlaku secara umum. Bagaimana cara membuatnya? Simak ulasannya berikut ini.
Apa Itu Jurnal Penyesuaian?
Secara umum jurnal penyesuaian dapat diartikan sebagai jurnal yang harus dibuat pada saat terjadi perubahan saldo akun. Selanjutnya, jurnal ini perlu disesuaikan dalam buku besar bisnis maupun perusahaan di akhir periode akuntansi. Dengan begitu, jumlah keuangan yang sebenarnya akan lebih mudah diketahui.
Biasanya jurnal untuk penyesuaian dibuat pada saat akhir periode akuntansi setelah neraca saldo ditentukan. Perusahaan di bidang layanan atau jasa jurnal penyesuaian memiliki arti penting. Khususnya dalam membayar berapa utanng beban yang ada, jasa yang terpakai, dan lain sebagainya.
Baca juga: 5 Rekomendasi Aplikasi CRM 2023 untuk Bisnis Anda!
Cara Membuat Jurnal Penyesuaian
Berikut cara membuat jurnal penyesuaian yang umum pada sebuah bisnis dan perusahaan yang perlu diketahui.
1. Beban yang Dibayarkan di Muka
Jenis yang pertama adalah beban dibayarkan di muka. Artinya adalah, beban yang dimiliki oleh perusahaan harus dibayar di muka ketika masuk periode selanjutnya. Meski begitu, ini harus dilaporkan di dalam jurnal untuk penyesuaian.
Sebagai contoh, ada akun yang dibayar di muka sebesar Rp4 jutaan, dan pada akhir periode menjadi Rp3 juta. Sisa Rp1 juta ini yang dihitung sebagai beban yang dibayarkan di muka. Jadi, penulisan di neraca adalah:
Tanggal | Keterangan | Debet | Kredit |
Desember | Beban Asuransi | Rp1.000.000 | |
2021 | Asuransi Bayar di Muka | Rp1.000.000 |
Baca juga: Mengenal Jebusiness: Aplikasi Bisnis Online Terbaik untuk Scale Up Bisnis Anda!
2. Perlengkapan yang Tersisa
Selanjutnya, jurnal ini juga bertujuan mencatat saldo dari akun perlengkapan apakah sama dengan kondisi maupun jumlah secara fisik. Biasanya adalah bahan-bahan yang diperlukan untuk operasional perusahaan. Dimana bahan ini pun tidak dijual kembali.
Contohnya, di periode awal ada akun perlengkapan senilai Rp6 juta. Kemudian, di akhir periode terdapat sisa dari saldo perlengkapan ini Rp3 juta. Di sini ada selisih Rp3 juta yang dihitung dan dicatat pada jurnal yakni:
Tanggal | Keterangan | Debet | Kredit |
Desember | Beban Perlengkapan | Rp3.000.000 | |
2021 | Perlengkapan | Rp3.000.000 |
3. Pendapatan yang Diterima di Awal
Pendapatan yang diterima di muka oleh perusahaan pun perlu dicatat. Adanya pendapatan ini dikarenakan konsumen atau mitra membayar lebih dulu, namun perusahaan belum memberikan layanan atau barang yang diinginkan. Maka dari itu, ini bisa dikatakan sebagai utang.
Misalnya saja perusahaan menerima pendapatan di muka Rp8 juta. Namun, akhir periode perusahaan mengirimkan hanya Rp3 juta saja. Jadi, selisih Rp5 juta adalah hutang pendapatan. Pencatatan di jurnal adalah:
Tanggal | Keterangan | Debet | Kredit |
Desember | Pendapatan diterima di Muka | Rp3.000.000 | |
2021 | Pendapatan Jasa | Rp3.000.000 |
Baca juga: 7+ Rekomendasi Aplikasi Belanja Online Populer
4. Beban Sewa yang Dibayar di Muka
Untuk beban sewa biasanya digunakan dalam membayar sewa gedung. Poin ini masuk dalam beban yang dibayarkan di muka. Contohnya, sewa gedung dibayarkan di awal Rp10 juta. Di sisi lain, sewa yang digunakan Rp3.5 jutaan. Dengan begitu, mengalami pengurangan Rp3.5 juta. Untuk penulisan di jurnal penyesuaian yakni:
Tanggal | Keterangan | Debet | Kredit |
Desember | Beban sewa | Rp3.500.000 | |
2021 | Sewa dibayar di muka | Rp3.500.000 |
5. Penyusutan terhadap Peralatan
Penyusutan terhadap nilai peralatan ini dikenal juga dengan depresiasi. Ini bisa dipengaruhi oleh masa pakai, sehingga performanya menurun. Misalnya saja sebuah perusahaan mengalami penyusutan nilai peralatan karena masa pakai dengan besaran Rp2.5 juta. Di sini, penyusutan dapat dimasukkan ke jurnal penyesuaian dengan penulisan:
Tanggal | Keterangan | Debet | Kredit |
Desember | Beban penyusutan peralatan | Rp2.500.000 | |
2021 | Akumulasi penyusutan peralatan | Rp2.500.000 |
Baca juga: 7 Rekomendasi Aplikasi Absensi Online dengan Fitur Terbaik
6. Piutang Pendapatan
Piutang pendapatan ini bisa terjadi karena masih ada hak perusahaan belum diterima selama periode akuntansi. Misalnya saja belum menerima pemasukan, namun sudah memberikan jasa pelanggan. Jadi, mitra yang belum membayar. Sebagai contoh, perusahaan memiliki piutang sebesar Rp10 juta, maka penulisan di jurnal adalah:
Tanggal | Keterangan | Debet | Kredit |
Desember | Piutang pendapatan | Rp10.00.000 | |
2021 | Pendapatan | Rp10.00.000 |
Penutup
Bagaimana, cukup mudah bukan cara membuat jurnal penyesuaian di atas? Kini, saatnya Anda mencoba sendiri untuk bisnis yang dijalankan. Selain itu, gunakan software perkantoran terbaik dalam mendukung bisnis.
Salah satunya adalah JEPOS dari DoranDev yang menyediakan berbagai fitur unggulan untuk pencatatan bisnis yang lebih baik. Hubungi kami untuk berkonsultasi seputar software yang tepat untuk bisnis Anda via WhatsApp dengan cara klik di sini. Dapatkan pula berbagai promo harga khusus untuk setiap pembelian program.
Semoga bermanfaat!